Kamis, 29 Agustus 2024

Jurnal Refleksi Modul 2.1 Pembelajaran Bediferensiasi

 


Oleh : Edwinda Martha Firdausi,S.Pd

CGP Angkatan 11 Kabupaten Tuban

Tahun 2024

 

Jurnal Dwi Mingguan yang saya buat ini adalah tulisan dari lanjutan  proses belajar yang saya lalui pada Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 11 Kabupaten Tuban. Penulisan jurnal ini menggunakan model Refleksi 4F yaitu : Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan). hasil Refleksi Dwi Mingguan saya selama pengikuti Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1

 1.      Fact (Peristiwa)

Kegiatan pada modul 2.1 dimulai dari tanggal 20 Agustus 2024. Pada modul 2 dimulai dari mengerjakan Pretest untuk menguji pemahaman awal tentang modul ini. Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Mulai dari diri merupakan awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran kita dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.  

  2.      Feeling (Perasaan)

Setelah mempelajari modul 2.1perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias untuk bisa menerapkan dilingkungan sekolah dan kelas. Pembelajaran berdiferensiasi membuat penasaran karena sebagai guru harus memberlakukan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Selama ini hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga yang saya kejar adalah ketuntasan materi. Efek/ dampak yang ada mengabaikan bahwa ada banyak keragaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk melewati jalan yang sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi murid dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid.

3.      Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 2.1 adalah murid memiliki keunikan masing-masing. Mulai dari pengetahuaannya, cara belajar, gaya belajar, sikap keinginan dan sebagainya. Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.

 4.      Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul 2.1 ini yaitu tentang Pembelajaran Berdiferensiasi maka saya akan berusaha menerapkan dikelas. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu dengan asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid.

 

 Salam Guru Penggerak !!!

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

 


Selasa, 27 Agustus 2024

Ringkasan Materi Modul 1.4 Budaya Positif

 BUDAYA POSITIF (Modul 1.4 CGP)

Menyelami Filosofi Segitiga Restitusi

Modul 1.4 dibuka dengan menggali filosofi Segitiga Restitusi, sebuah kerangka berpikir yang menjadi dasar budaya positif.

Segitiga ini terdiri dari tiga elemen utama: Keyakinan Kelas, Kebutuhan Dasar Manusia, dan Strategi Disiplin Positif.

Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ingin ditumbuhkan dalam komunitas sekolah.

Kebutuhan Dasar Manusia merupakan hal-hal fundamental yang dibutuhkan setiap individu untuk bertumbuh dan berkembang.

Strategi Disiplin Positif adalah metode untuk memenuhi kebutuhan dasar murid tanpa hukuman dan penghargaan yang bersifat eksternal.

Dengan memahami Segitiga Restitusi, CGP dapat melihat perilaku murid bukan sebagai masalah yang perlu dikendalikan, melainkan sebagai bentuk komunikasi kebutuhan yang belum terpenuhi. Fokusnya bergeser dari "menghukum" menjadi "memulihkan" dan "mengembangkan".


Menumbuhkan Keyakinan Kelas yang Berpihak pada Murid

Modul ini menggali pentingnya merumuskan Keyakinan Kelas bersama seluruh warga sekolah.

Keyakinan ini bukanlah sekadar slogan, melainkan nilai-nilai yang diinternalisasi dan dipraktikkan dalam keseharian.

CGP diajak untuk memfasilitasi proses diskusi dan refleksi bersama untuk menemukan nilai-nilai yang merefleksikan identitas sekolah.

Beberapa contoh Keyakinan Kelas yang berpihak pada murid antara lain: "Setiap murid berhak belajar dan berkembang", "Kesalahan adalah kesempatan belajar", "Hubungan yang positif adalah dasar untuk belajar", dan "Kita bertanggung jawab atas lingkungan belajar bersama".

Keyakinan ini menjadi kompas yang mengarahkan perilaku dan pengambilan keputusan seluruh anggota komunitas sekolah.

Menstrategi Disiplin Positif: Tanpa Hukuman dan Tanpa Penghargaan Eksternal

Modul 1.4 mendekonstruksi konsep "disiplin" tradisional yang sering kali berbasis hukuman dan kontrol ekstern. CGP belajar tentang Strategi Disiplin Positif, pendekatan yang fokus pada memenuhi kebutuhan dasar murid dan mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka.

Beberapa strategi yang dipelajari antara lain: "Segitiga Restitusi", "Hati yang Hangat dan Tegas", "Restorative Practices", dan "Penguatan Positif".

Strategi ini bertujuan untuk membantu murid mengenali kebutuhan mereka, mengembangkan keterampilan regulasi diri, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Aksi Nyata: Mewujudkan Budaya Positif di Sekolah

Modul ini tidak hanya menebar teori, tetapi juga membekali CGP dengan keterampilan untuk mempraktikkan budaya positif di sekolah. CGP diajak untuk merancang Aksi Nyata, sebuah proyek nyata yang akan diterapkan di sekolah masing-masing.

Contoh Aksi Nyata yang dapat dilakukan antara lain:

  • Memfasilitasi proses pembuatan Keyakinan Kelas bersama seluruh warga sekolah.
  • Mengimplementasikan strategi "Hati yang Hangat dan Tegas" di kelas.
  • Menyelenggarakan kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai Keyakinan Kelas.
  • Membangun sistem "Restorative Practices" untuk menyelesaikan konflik antar-murid.
  • Membagikan praktik terbaik budaya positif dengan rekan guru lainnya.

Melalui Aksi Nyata, CGP dapat mulai merasakan dampak nyata dari budaya positif. Murid menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hubungan antar-warga sekolah menjadi lebih positif dan kolaboratif.

Sekolah pun mulai bertransformasi menjadi tempat yang aman, menyenangkan, dan berpihak pada murid.

Modul 1.4 "Budaya Positif" hanyalah satu langkah dalam perjalanan panjang transformasi sekolah.

Namun, langkah awal ini sangatlah fundamental. Dengan menggali filosofi Segitiga Restitusi, merumuskan Keyakinan Kelas, dan mempraktikkan strategi Disiplin Positif, para CGP 2023 memiliki bekal yang kuat untuk membangun sekolah impian di mana setiap murid dapat belajar, bertumbuh, dan berkembang dengan optimal.

Artikel ini hanyalah rangkuman singkat dari Modul 1.4. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk mempelajari modul secara keseluruhan dan berdiskusi dengan sesama CGP, PP dan Fasil.

koneksi antar materi modul 3.3

  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3.  Oleh : Edwinda Martha Firdausi CGP Angkatan 11 Kabupaten Tuban Koneksi antar materi mencakup serangkaian ...